Surah At-Takwir

 Siapa yang ingin melihat Hari Kiamat bagaikan melihatnya dengan pandangan mata kepala, hendaklah dia membaca surah At-Takwir, Al-Infitar, dan Al-Insyiqaq.

A. Melafalkan surah At-Takwir 

Ayo Kita Membaca Surah At-Takwir bersama-sama dengan tartil

B. Menghafal surah At-Takwir

Ayo kita dengar dan baca berulang-ulang surah At-Takwir.

C. Memahami surah At-Takwir

Surah at-Takwir terdiri dari 29 ayat. Kata 'at-Takwir, yang berarti 'Menggulung', diambil dari ayat pertama. Urutannya dalam Al-Qur’an surah ke-81. Surah ini tergolong surat Makkiyah. Namanya yang populer adalah surah at-Takwir. Ini terambil dari kata kuwwirat yang disebut pada ayat pertamanya. 

Memang, tidak ditemukan riwayat yang bersumber dari Nabi saw. yang menjelaskan nama surah ini. Dalam Sunan at-Tirmidzi dan Ahmad melalui sahabat Nabi saw, Ibn 'Umar ra., ditemukan bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin merasakan hari kiamat seperti menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, hendaklah ia membaca “idza syamsu kuwirat, idza syamaaunfatarat, dan idza syamaaunsyaqat”.

Ketiga surat ini terdapat di dalam Al Quran pada Juz ‘Amma yang terdapat kemiripan pada isinya yaitu menjelaskan tentang dahsyatnya hari kiamat, tentang bagaimana perubahan kondisi alam semesta sebagai pertanda akan munculnya hari akhirat, hari yang abadi yang tiada penghujungnya.

Surah ini dimulai dengan uraian tentang Kiamat itu dan memberi gambaran yang demikian jelas tentang kejadiannya. Tujuan utama surah ini (sebagaimana terbaca dari ayat-ayatnya dan dari sabda Nabi di atas) adalah uraian tentang Hari Kiamat dan balasan yang akan diterima masing-masing orang, dan ancaman keras atas siksa yang bakal terjadi di Hari Kiamat (hari tibanya makhluk di tempat tujuan terakhir). Dan ancaman itu ditujukan kepada siapa pun yang mengingkari kebenaran al-Qur'an yang merupakan peringatan.

Setelah kita mempelajari surah At-Takwir semoga kita tambah yakin bahwa Al-Qur'an itu adalah firman Allah swt yang pasti kebenarannya dari Allah swt pemilik, pemelihara dan pengauasa alam semesta ini.

Matahari, bumi, laut, gunung-gunung, binatang, tumbuhan, dan lain-lain semuanya milik dan dalam penguasaan Allah SWT. Termasuk diri-diri kita ini. Maka sudah sepantasnya kita menjadikan Al-Qur'an ini sebagai pedoman dalam hidup.