A. Siapakah Luqman ?
Luqman adalah hamba Allah swt. yang saleh. Ia tidak menerima kenabian, tetapi menjadi seorang ayah pilihan Allah swt. Nama panjang Luqman adalah Luqman bin Unaqa' bin Sadun. berkebangsaan Habsyi berasal dari Sudan. Pekerjaannya adalah tukang kayu, memiliki kekuatan dan mendapat hikmah dari Allah swt, sehingga nasihat yang disampaikan kepada anaknya diabadikan dalam Al-Qur’an. Luqman adalah orang yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Luqman (31) : ayat 12-19. Luqman hidup pada jaman nabi Daud as beliau terkenal dengan nasihat-nasihatnya kepada anaknya yang baik dan bermanfaat untuk diteladani oleh semua umat muslim.
Luqman adalah putra dari Baura bin Nahur Bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar ayah nabi Ibrahim as. Luqman as hidup selama 1000 tahun. Ia menjadi guru Nabi Daud as sebelum diangkat menjadi Nabi. Pekerjaan Luqman pada awalnya adalah tukang kayu, tukang jahit, dan juga mengembala domba. Ia kemudian diangkat menjadi qadhi (hakim). Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semua anaknya meninggal dunia ketika masih kecil. Semua ia terima dengan ikhlas, karena ia yakin dan sadar bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah swt.
B. Pelajaran yang dapat diambil dari QS. Luqman (31) ayat 12 yaitu bersyukur
wa laqad ātainā luqmānal-ḥikmata anisykur lillāh, wa may yasykur fa innamā yasykuru linafsih, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun ḥamīd
12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”
C. Nasihat-nasihat Luqman Al-Hakim dalam aL-Qur'an
1. Larangan menyekutukan Allah swt. karena menyekutukan Allah swt termasuk dosa yang paling besar.
wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya'iẓuhụ yā bunayya lā tusyrik billāh, innasy-syirka laẓulmun 'aẓīm
13. Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Apa arti mempersekutukan Allah artinya menyerupakan sesuatu dengan Allah swt. Misalnya menjadikan matahari sebagai Tuhan lalu disembah. Membuat batu atau patung sebagai Tuhan lalu disembah dan lainnya.
2. Berbuat baik kepada orang tua karena kedua orang tua merupakan orang yang paling berjasa, terutama ibu, ibu telah mengandung selama sembilan bulan dan telah menyusui anaknya selama dua tahun.
wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan 'alā wahniw wa fiṣāluhụ fī 'āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
3. Tetap berbuat baik kepada orangtua meskipun beda keyakinan
wa in jāhadāka 'alā an tusyrika bī mā laisa laka bihī 'ilmun fa lā tuṭi'humā wa ṣāḥib-humā fid-dun-yā ma'rụfaw wattabi' sabīla man anāba ilayy, ṡumma ilayya marji'ukum fa unabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Diriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan Sa'ad bin Abi Waqqash, ia berkata, "Tatkala aku masuk Islam, ibuku bersumpah bahwa beliau tidak akan makan dan minum sebelum aku meninggalkan agama Islam itu. Untuk itu pada hari pertama aku mohon agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau menolaknya dan tetap bertahan pada pendiriannya. Pada hari kedua, aku juga mohon agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau masih tetap pada pendiriannya. Pada hari ketiga, aku mohon kepada beliau agar mau makan dan minum, tetapi tetap menolaknya. Oleh karena itu, aku berkata kepadanya, 'Demi Allah, seandainya ibu mempunyai seratus jiwa dan keluar satu persatu di hadapan saya sampai ibu mati, aku tidak akan meninggalkan agama yang aku peluk ini. Setelah ibuku melihat keyakinan dan kekuatan pendirianku, maka beliau pun mau makan."
Dari sebab turun ayat ini dapat diambil pengertian bahwa Sa'ad tidak berdosa karena tidak mengikuti kehendak ibunya untuk kembali kepada agama syirik. Hukum ini berlaku pula untuk seluruh umat Nabi Muhammad yang tidak boleh taat kepada orang tuanya mengikuti agama syirik dan perbuatan dosa yang lain.
Ayat ini menerangkan bahwa dalam hal tertentu, seorang anak dilarang menaati ibu bapaknya jika mereka memerintahkannya untuk menyekutukan Allah, yang dia sendiri memang tidak mengetahui bahwa Allah mempunyai sekutu, karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sepanjang pengetahuan manusia, Allah tidak mempunyai sekutu. Karena menurut naluri, manusia harus mengesakan Tuhan.
Selanjutnya Allah memerintahkan agar seorang anak tetap bersikap baik kepada kedua ibu bapaknya dalam urusan dunia, seperti menghormati, menyenangkan hati, serta memberi pakaian dan tempat tinggal yang layak baginya, walaupun mereka memaksanya mempersekutukan Tuhan atau melakukan dosa yang lain.
4. Sadar akan pengawasan Allah swt. Kita harus selalu menjaga perbuatan karena semua yang dikerjakan, baik atau buruk, sebesar apa pun akan selalu diawasi dan akan mendapat balasan dari Allah swt.
yā bunayya innahā in taku miṡqāla ḥabbatim min khardalin fa takun fī ṣakhratin au fis-samāwāti au fil-arḍi ya`ti bihallāh, innallāha laṭīfun khabīr
16. (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.
5. Mendirikan salat karena salat merupakan amalan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim.
6. Berbuat kebajikan, menjauhi kemungkaran, dan sabar mengahadapi cobaan dan ujian.
yā bunayya aqimiṣ-ṣalāta wa`mur bil-ma'rụfi wan-ha 'anil-mungkari waṣbir 'alā mā aṣābak, inna żālika min 'azmil-umụr
17. Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
7. Menjauhi sikap angkuh dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
wa lā tuṣa''ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr
18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
waqṣid fī masy-yika wagḍuḍ min ṣautik, inna angkaral-aṣwāti laṣautul-ḥamīr
19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”