1. Pengertian dan Tugas Rasul Allah
Apa yang dimaksud dengan beriman kepada Rasul?
Iman kepada rasul artinya mempercayai atas kerasulannya, menerima dan menjalankan ajaran yang disampaikannya serta menjauhi apa yang menjadi larangannya
Apa bedanya nabi dan rasul?
Nabi adalah laki-laki pilihan Allah Swt yang mendapatkan wahyu dari Allah dan tidak wajib menyampaikan kepada umatnya
Kalau rasul adalah laki-laki pilihan Allah Swt yang mendapatkan wahyu dari Allah dan wajib menyampaikan kepada umatnya.
Rasul artinya utusan. Sedangkan Rasulullah artinya utusan Allah, yaitu orang yang menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain atau umat manusia. Perhatikan Q.S. al-An’am/6: 48 berikut ini:
Artinya: "Para rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."
Ayat di atas menjelaskan tentang Allah Swt. mengutus para rasul. Adapun tugas-tugas rasul Allah adalah sebagai berikut :
a. Untuk menyampaikan ajaran Allah kepada kaumnya dan mengajak kaumnya beriman kepada Allah. Hal ini terdapat dalam Q.S. al-Maidah/5: 67
Artinya : "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
b. Memberikan petunjuk kepada umatnya agar bisa memperoleh rahmat Allah sehingga hidupnya sejahtera di dunia dan akhirat. Hal ini terdapat dalam Q.S. al-Anbiya/21: 107
Artinya : "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
c. Sebagai uswatun hasanah (teladan) bagi umatnya. Hal ini terdapat dalam Q.S. al-Ahzab/33: 21
Artinya : "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
d. Untuk menyempurnakan akhlak kaumnya. Rasulullah saw bersabda :
Artinya : "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)
Para utusan Allah mempunyai tugas yang sangat berat, yaitu memimpin manusia agar hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan akhirat. Apa saja sifat-sifat bagi Rasul Allah?
a. Sifat wajib bagi Rasul artinya sifat yang wajib dimiliki para rasul.
b. Sifat mustahil bagi Rasul artinya sifat yang tidak mungkin dimiliki seorang rasul
c. Sifat jaiz
Sifat yang boleh dimiliki oleh para rasul dan tidak merubah derajat kerasulannya, contohnya : makan, minum, tidur sakit, menikah.
Adapun jumlah dan nama nabi dan rasul yang tercantum dalam Al-Qur’an dan wajib kita ketahui ada 25.
1. Nabi Adam as
2. Nabi Idris as
3. Nabi Nuh as
4. Nabi Hud as
5. Nabi Saleh as
6. Nabi Ibrahim as
7. Nabi Lut as
8. Nabi Ismail as
9. Nabi Ishaq as
10. Nabi Ya’qub as
11. Nabi Yusuf as
12. Nabi Ayyub as
13. Nabi Syu’aib as
14. Nabi Musa as
15. Nabi Harun as
16. Nabi Zulkifli as
17. Nabi Daud as
18. Nabi Sulaiman as
19. Nabi Ilyas as
20. Nabi Ilyasa as
21. Nabi Yunus as
22. Nabi Zakaria as
23. Nabi Yahya as
24. Nabi Isa as
25. Nabi Muhammad saw
1. Pengertian Ulul Azmi
Dari 25 nabi dan Rasul yang wajib diketahui, ada 5 Rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Apa yang dimaksud rasul ulul azmi?
Ulul ’Azmi terdiri dari dua kata, yaitu Ulul dan al-Azmi. Ulul atau Ulu/Uli artinya mempunyai atau memiliki. Al-Azmi artinya teguh atau tekad yang kuat. Ulul ‘Azmi artinya memiliki keteguhan/tekad.
Rasul Ulul ‘Azmi artinya para Rasul yang memiliki ketabahan yang luar biasa, keteguhan dan pantang menyerah dalam berdakwah (menyampaikan ajaran Allah).
2. Rasul yang Mendapat Gelar Ulul Azmi
Rasul Ulul ‘Azmi
1. Nabi Nuh as
2. Ibrahim as
3. Musa as
4. Isa as
5. Muhammad saw
Sebagai bekal untuk berdakwah para rasul diberi mu’jizat oleh Allah. Mu’jizat adalah kejadian yang luar biasa terjadi pada diri nabi dan Rasul untuk menguatkan keRasulannya.
Ayo, ikuti riwayat singkat para Rasul Ulul ‘Azmi berikut!
a. Nabi Nūh a.s.
Nabi Nūh a.s. adalah keturunan kesepuluh dari Nabi Ādam a.s. Ia mengajak manusia agar menyembah Allah dan melarang menyekutukan diri kepada selain Allah. Tetapi manusia di masa itu tidak mengacuhkan seruannya. Seruan Nabi Nūh a.s. itu mereka sambut dengan cemooh dan ejekan. Selama 950 tahun Nabi Nūh a.s. menyiarkan ajaran Allah Swt., tetapi umatnya tetap saja ingkar termasuk anaknya sendiri yang bernama Kan’ān. Akhirnya Allah SWT menurunkan kepada mereka siksaan berupa banjir besar. Hanya sedikit orang yang selamat dari banjir besar. Mereka yang selamat adalah para pengikut Nūh a.s.
Nabi Nuh as diberi mu’jizat dapat membuat perahu yang amat besar yang dapat memuat orang-orang yang beriman dan hewan-hewan sehingga nabi Nuh as tidak tenggelam dalam banjir bandang
b. Nabi Ibrāhim a.s.
Nabi Ibrāhim a.s. adalah anak Azar tukang membuat patung-patung untuk dijadikan sesembahan. Nabi Ibrāh³m a.s. hidup pada masa raja Namrud yang zalim, musyrik dan kufur. Nabi Ibrāhim a.s. mengajak raja Namrud dan kaumnya agar beriman dan menyembah Allah Swt. Ia ajak agar mereka meninggalkan menyembah berhala. Ada banyak kesabaran dan keteguhan Nabi Ibrāh³m a.s. yang dapat kita ketahui lebih lanjut. Karena ketaatan Nabi Ibrāhim kepada Allah, maka doanya dikabulkan.
Nabi Ibrahim as diberi mu’jizat tidak hangus dibakar oleh raja Namrud dan pengikut-pengikutnya
c. Nabi Mūsā a.s.
Nabi Mūsā a.s. adalah putra Imrān, keturunan Bani Israil. Ia hidup di masa raja Firaun yang sangat dzalim, mengaku dirinya Tuhan. Siapa yang tidak mau menuhankannya, maka orang itu akan dibunuh. Nabi Mūsā a.s. terus saja menyebarkan ajaran Allah Swt. kepada kaum Bani Israil seraya berdoa agar diberi kawan yang membantunya. Akhirnya diberilah Harun saudaranya yang membantu dakwahnya. Doa Nabi Mūsā a.s. dikabulkan Allah, maka Nabi Hārūn a.s. diangkat Allah menjadi Rasul.
Nabi Musa as diberi mu’jizat yang bisa berubah menjadi ular besar yang bisa memakan semua ular-ular tukang sihir Fir’aun serta membelah Laut Merah menjadi jalan sehingga Nabi Musa dan pengikutnya bisa selamat dari kejaran Fir’aun, bahkan Fir’aun dan pengikutnya tenggelam di laut tersebut.
d. Nabi Isā a.s.
Nabi Isā a.s. adalah putra Maryam. Dengan kekuasaan Allah Swt. beliau dilahirkan dengan perantaraan ibu saja. Keajaiban kelahiran ini menjadi ujian kepada manusia, percaya atau tidak kepada kekuasaan Allah Swt. Nabi Isā a.s. dalam menjalankan dakwahnya, diancam dan direncanakan untuk dibunuh dengan cara disalib. Namun Allah Swt. menyelamatkan Nabi Isā a.s. dengan cara diangkatkan ke alam ghaib (mi’raj). Ternyata yang terbunuh adalah orang yang menyerupai Nabi Isā a.s. yaitu Yahuza (Iskariot). Lihat Q.S. an-Nisa/4:157: “... tidaklah mereka membunuh dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan Allah dengan ³sā a.s. yang tersalib.”
Nabi Isa as diberi mu’jizat bisa membuat burung hidup dari tanah, dapat menyembuhkan penyakit-penyakit bawaan, dan dapat menurunkan hidangan dari langit.
e. Nabi Muhammad saw.
Sejak usia muda, Nabi Muhammad saw. terkenal jujur, tabah, sabar, betanggung jawab, pekerja keras sehingga diberi julukan “al Amin” artinya terpercaya. Setelah diangkat menjadi rasul, beliau tak henti-hentinya berdakwah mengajak umat manusia menyembah Allah Swt. dan meninggalkan kemusyrikan yaitu penyembahan terhadap berhala.
Dalam menyiarkan agama Allah, Nabi Muhammad saw. sering dihadang, bahkan diancam akan dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Abu Jahal adalah orang yang paling membencinya. Pernah ketika Nabi Muhammad saw. sedang beribadah, Abu Jahal dan komplotannya datang sengaja mengotorinya dengan najis. Namun Nabi Muhammad saw. hanya berdoa kepada Allah: “Ya Tuhan kepada Engkau aku menyerahkan kaum Quraisy”. Doa ini berulang-ulang beliau baca.
Dari peristiwa itu, Nabi Muhammad saw. bukanlah sosok manusia pendendam, tidak membalas kejahatan Abu Jahal dan kawan-kawannya dengan tindakan yang sama, cukup menyerahkan persoalannya kepada Allah Swt.
Selain jujur dan pemaaf, Nabi Muhammad saw. sangat menyayangi anak yatim. Nabi pernah mengatakan: “ Barangsiapa yang memelihara dan mengasuh anak yatim dengan sebaik-baiknya, kelak mereka akan masuk surga, dan tempatnya berdekatan denganku. Hal ini diisyaratkan Nabi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya yang berdekatan dan tidak terhalang apa pun”. Begitulah kepedulian Nabi Muhammad saw. kepada umatnya.
Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad saw., dialah nabi dan rasul penutup, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya. Karena Nabi Muhammad saw. sebagai penutup, maka sering disebut dengan istilah khatamul anbiya artinya penutup atau penghabisan para nabi dan rasul.
Nabi Muhammad saw diberi mu’jizat dari celah-celah jari-jari tangannya bisa keluar air, dapat membelah bulan tampak menjadi dua, dan mu’jizat yang paling besar adalah Al-Qur’an yang merupakan kitab suci paling lengkap dan tetap asli sepanjang zaman
3. Sikap Terpuji Para Rasul dan Rasul Ulul ‘Azmi
Terpuji (mahmūdah) artinya sikap yang baik sesuai aturan agama Islam. Misalnya jujur (al-Amanah), pemaaf (al-‘Afwu), tekun (al-Khusū’), malu kalau diri tercela (al-Hayā-u), bersih (an-Nazafah), pemurah (as-Sakhau), sabar (as-Sabru) dan seterusnya.
Sikap terpuji para rasul itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu sikap terpuji kepada Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta, dan sikap terpuji kepada sesama manusia dan alam sekitar.